Pengikut

Sabtu, 29 Oktober 2011

kongsi ilmu lagi,,, ‎~ HUKUM MENDOAKAN ORANG TUA NON-MUSLIM ~

 jelaslah bahwa memohonkan ampunan untuk orangtua yang non-muslim hukumnya 

haram... 

Namun, perlu digarisbawahi pula bahwa bila orangtua kita yang non-muslim itu masih

hidup, maka kita dianjurkan untuk mendo’akannya agar beliau (mereka berdua) diberi 

hidayah oleh Allah swt.. Hal ini pernah dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw. saat beliau 

mendoakan pamannya, Abu Thalib, agar diberi hidayah oleh Allah swt.. Wallaahu A’lam….


berdasarkan dalil-dalil dibawah ini adalah pengukuhan yg haram :




Berbakti kepada kedua orangtua merupakan satu amaliah yang diwajibkan oleh Allah swt.. 

Hal ini didasarkan pada 

sejumlah ayat yang menyandingkan penyebutan nama kedua orangtua dengan penyebutan 

nama Allah swt., 

seperti disebutkan dalam firman Allah swt.:


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan 

hendaklah kamu berbuat 

baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa` [17]: 23)Bahkan, dalam 

sebuah hadits yang 

diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orangtua 

termasuk amaliah yang 

paling dicintai Allah swt.. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra., dia berkata: “Aku 

pernah bertanya kepada 

Rasulullah saw.: ‘Amaliah apa yang paling dicintai Allah?’ Rasulullah menjawab: ‘Shalat pada 

waktunya.’ ‘Lalu apa 

lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. 

Beliau menjawab: 


‘Jihad fii sabilillaah (di jalan Allah).’”Salah satu cara berbakti kepada kedua orangtua adalah 

dengan 

mendoakannya, yaitu mendoakan agar mereka diampuni dosa-dosanya dan dirahmati oleh 

Allah swt., seperti 

diperintahkan dalam firman Allah:“Dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka 

berdua, sebagaimana 

mereka berdua telah mendidikku (di) waktu kecil.’” (QS. Al-`Israa` [17]: 25)Doa untuk 

kedua orangtua yang 

merupakan upaya untuk berbakti kepada keduanya itu tidak hanya harus dilakukan saat 

mereka masih hidup, tetapi 

juga ketika mereka sudah meninggal dunia, seperti disabdakan oleh Baginda Rasulullah saw. 

dalam sebuah hadits 

yang berbunyi:Diriwayatkan dari Abu `Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi ra., bahwa dia 

berkata: “Ketika kami 

sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba seorang lelaki dari Bani Salamah 

mendatangi beliau, kemudian 

dia bertanya: ‘Wahai Rasulullah, masih adakah (kewajiban) berbakti kepada ibu-bapakku 

setelah keduanya 

meninggal?’ Rasulullah menjawab: ‘Ya, (masih ada), (yaitu) menshalatkan keduanya, 

memohonkan ampunan 

untuk keduanya, melaksanakan janji mereka berdua setelah keduanya (wafat), menjalin 

hubungan silaturahim 

(kekerabatan) yang tidak akan tersambung kecuali melalui keduanya, dan menghormati 

teman keduanya.’” (HR. 

Abu Dawud, 4/336 (5142)Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa hal itu boleh dilakukan bila 

kedua orangtua kita 

beragama Islam. Tetapi bila ternyata keduanya (atau salah satunya) tidak beragama Islam, 

maka kita dilarang 

untuk memohonkan ampunan untuknya. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt.:“Tiadalah 

sepatutnya bagi Nabi 

dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, 

walaupun orang-

orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-

orang musyrik itu 

adalah penghuni neraka Jahannam.” (QS. At-Taubah 9: 113)Memang doa seperti itu pernah 

dilakukan oleh Nabi 

Ibrahim as.. Dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa beliau pernah memohonkan ampunan 

untuk ayahnya yang masih 


kafir, namun permohonan ampunan itu tidak lain hanyalah karena suatu janji yang beliau 

ikrarkan kepada sang 

ayah dengan harapan agar sang ayah mau meninggalkan penyembahan terhadap berhala. 

Ketika jelas bahwa 

sang ayah tetap pada kekafirannya, Nabi Ibrahim pun meninggalkan perbuatan tersebut. Hal 

ini seperti dijelaskan 

dalam firman Allah swt.: “Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk 

bapaknya, tidak lain hanyalah 

karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi 

Ibrahim bahwa bapaknya 

itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim 

adalah seorang hamba 

yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah [9]: 114)

1 ulasan:

  1. indon bha kan pla...tp org indon mmg rajin bha hal2 agama ni,,,bc sejalah ahh,,,ilmu juga,, ^^

    BalasPadam